Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerpen "ANTARA SAKIT HATI DAN SAKIT GIGI"

ANTARA SAKIT HATI DAN SAKIT GIGI


Mentari bersinar menyinari pagi yang cerah, dengan iringan embun pagi yang sejuk. menambah kesan tenang suasana pagi. Namun itu semua tak bertahan lama, dari kejauhan terdengar suara teriakan seorang pedagang sayur keliling yang sedang menjajakan dagangannya. sontak teriakan tersebut memecah ketenangan suasana pagi. “Sayurrrrrr” teriak pedagang sayur, berharap untuk menarik perhatian para pembeli. Merupakan hal yang rumlah terjadi di Kampung Berkah yang mana sebagian besar warganya bekerja sebegai pedagang keliling. Baik pedagang sayur, prabot dapur, maupun benda-benda kebutuhan lainnya.

Tak selang lama dari teriakan pedagang sayur keliling tersebut, terdengar lagi teriakan lainnya yang menyusul. “Prabooot dapurrrr”, yang mana merupakan teriakan seorang pedagang prabotan dapur yang juga sedang mencoba mencari peruntungan dengan menjual peralatan kebutuhan dapur. Teriakan demi teriakan pun semakin lama semakin ramai dan riuk, yang mana telah menandakan kehidupan pagi di Kampung Berkah telah dimulai.

Kerumunan ibu-ibu mulai berdatangan menuju penjual sayur yang sedang mangkal di ujung jalan dekat masjid. Mereka berbelanja sepertihalnya ibu-ibu pada umumnya yang mana di sela-sela kegiatan berbelanja tersebut pasti terdapat sebuah gosip yang tengah di bicarakan ibu-ibu tersebut. Tak selang lama, dagangan pedagang sayur pun ludes, dan hanya tersisa beberpa potong tempe dan tahu, tak selang lama setelah ibu-ibu membubarkan diri, dari kejauhan tampak seorang ibu yang berjalan sambil memegang pipi kanannya yang terdapat beberapa taburan koyo cabe, menghampiri pedagang sayur tersebut. Setibanya, pedagang tersebut bertanya.

“Ibu Marni kenapa ? ”, nama ibu yang sedang memegang pipi bertaburkan koyo cabe.

“Sakit gigi pak”, jawab bu Marni denga singkat.

“Tenang bu sakit gigi tidak sesakit sakit hati” kata si pedagang sayur dengan wajah sedikit meledek.

“Kata siapa pak”, jawab bu Marni dengan wajah sedikit marah dan cemberut.

“Kata saya bu”, di ikuti dengan ketawa keras.

“Asal bapak tau karena sakit gigi saya tidak bisa makan, tidak bisa tidur,mau bicara pun susah”, jawab ibu Marni dengan nada keras dan tinggi, sambil menahan rasa sakit.

“Sabar bu, saya kan Cuma bercanda”, kata pedangang sayur. Dengan rasa jengkel ibu Marni pergi meninggalkan pedagang tersebut.

Hari demi hari berlalu, semua berjalan normal seperti biasanya, bumi tetap berputar mengelilingi matahari dan bulan pun tetap berputar mengelilingi bumi.

Namun 2 hari berikutnya pedagang sayur yang biasa mangkal di ujung jalan dekat masjid tidak kunjung datang juga, kumpulan ibu-ibu yang sedang menunggu kedatangan nya pun putus asa menunggunya dan pergi pulang kerumah masing-masing, tapi apa yang sedang terjadi oleh pedagang sayur tersebut tidak ada yang mengetahuinya. Yang mana sebenarnya pedagang sayur tersebut sedang merintih kesakitan karena sedang dilanda sakit gigi. “Ternyata selama ini saya salah, "sakit gigi lebih menyakitkan dari sakit hati". Betul kata ibu Marni, mau makan susah, minum susah, tidur pun tak nyenyak”, ujar si pedagang sayur sambil memegang pipinya.

“INGAT KAWAN!!!, KURMA ITU BUAH DAN KARMA ITU BERLAKU.


Mohon bagikan artikel ini ke media sosial kalian, agar blog ini dapat terus berkarya melalui artikel-artikel nya.
kami sangat mengharapkan kebaikan para pembaca sekalian....