Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Manusia Menurut Beberapa Surah Al-Qur'an

hakikat manusia dalam al-qur'an

Al-Qur'an dapat dikatakan sebagai pedoman hidup manusia terutama bagi umat muslim, Al-Qur'an telah memuat setiap aspek dalam kehidupan manusia tanpa terkecuali, salah satunya terkait kedudukan atau hakikat manusia, adapaun beberapa penjelasan hakikat manusia menurut beberapa surah yang termuat dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut:

A. QS Al-Mukminun (23): 12-24
Dimana menyatakan “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah (12). Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (13). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik”(14).
Dari penjelasan surah itu dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang bersifat lahir (syahadah) dan ghaib (non fisik). Artiya manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan dari berbagai proses yang kompleks dan diturunkan ke dunia dengan dilahirkan, sebagai mana dijelaskan dalam surah QS Al-Mukminun (23): 12-24.


B. QS As-Sajdah (32):7
Dimana terdapat firman Allah, “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah”.
Dari firman tersebut dapat dikatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan hakikat atau fungsinya (sebaik-baiknya), serta Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk sesempurna mungkin dan sebaik-baiknya ciptaanya dan terciptanya manusia dari Tanah.


C. QS At-Tin (95):4
Dimana dalam penggalan surah ini telah dijelaskan bahwa “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Dari penjelasan surah ini sebenarnya masih berkaitan dengan QS As-Sajdah (32):7, dimana dalam penggalan surah ini lebih menegaskan bagaimana manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya (fisik ataupun non fisik).


D. QS. Asy-Syam (91):8
Dimana dalam penggalan surah ini memiliki arti “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan”.
Dapat disimpulkan bahwa sebagai hamba Allah untuk menjadi “khalifah fil-Ardl” diberi kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk dengan merujuk ajaran agamanya sehingga dapat melakukan penyerahan diri sepenuhnya mencapai keridaan Allah. Disini Manusia lebih diutamakan untuk bertaqwan dan menyembah Allah.


E. QS. Faathir (35:11)
Dimana memili arti “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan—ya. Dan sekali-sekali tidak dipanjangakn umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (lauhul makhfudz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah mudah. Dari arti surah itu dapat dikatakan bahwa hakikat manusia sebenarnya sudah ditakdirkan atau ditetapkan dari segala hal (umur,jodoh,rezeki dan lain-lain). Dan itu semua dengan izin Allah.


Hubungan pengertian Hakikat Manusia berdasarkan 5 surah diatas memiliki hubungan bahwa manusia sebenarnya diciptakan tidak lain dan tidak bukan untuk mengagumi kebesaran-Nya dan mendapat ridla-Nya atas penciptaa-Nya kepada manusia dan itu semua agar manusia dapat beribadah kepada-Nya sesuai dengan perintahnya.